Laporan terbaru dari TRAFFIC mengungkap krisis yang mendesak namun tidak terlihat yang dihadapi tanaman sukulen langka di Afrika Selatan. Perdagangan ilegal harta botani terancam punah ini melonjak, terutama seiring dengan pandemi COVID-19.
Antara 2019 dan Mei 2024, lebih dari 1,6 juta sukulen yang dipanen secara ilegal, yang mewakili lebih dari 650 spesies, disita di Afrika Selatan. Tren mengkhawatirkan ini mendorong beberapa tanaman ikonik dunia ke ambang kepunahan.
Permintaan Meningkat
Afrika Selatan adalah rumah bagi beberapa sukulen terlangka dan paling tangguh di dunia, spesies yang telah berkembang subur di iklim gurun yang keras selama ribuan tahun. Namun, seiring dengan meningkatnya permintaan global akan tanaman hias eksotis, tanaman-tanaman unik ini kini terancam. Peningkatan penggunaan media sosial dan pasar online telah memudahkan penyelundup untuk mengeksploitasi pecinta tanaman di seluruh dunia, terutama di wilayah seperti Inggris, Eropa, Asia, dan Amerika Serikat. Banyak pembeli tanpa sadar turut serta dalam penghancuran ekosistem dan masyarakat lokal yang bergantung pada tanaman-tanaman ini untuk bertahan hidup.
Pencurian yang Mengejutkan
Salah satu insiden paling mengejutkan dalam perdagangan ilegal sukulen melibatkan seorang warga negara Korea Selatan yang ditangkap di Cape Town karena mencoba menyelundupkan 60.000 sukulen Conophytum langka, beberapa di antaranya berusia ratusan tahun. Kasus ini menggambarkan masalah yang semakin meningkat dari perdagangan tanaman ilegal, dengan beberapa pencuri menargetkan spesies yang paling dicari di dunia.
Ancaman terhadap Warisan
Dominique Prinsloo, Manajer Proyek TRAFFIC di Afrika Selatan, menekankan pentingnya budaya dan ekologi dari tanaman-tanaman ini. "Tanaman-tanaman ini adalah bagian dari jiwa dan warisan Afrika Selatan," kata beliau. Untuk melindungi harta karun ini, diperlukan peningkatan alat deteksi dan penegakan hukum, serta regulasi yang lebih ketat seputar perdagangan tanaman online. TRAFFIC aktif bekerja untuk meningkatkan kesadaran tentang isu ini dan mendorong perbaikan kebijakan untuk melawan perdagangan tanaman ilegal.
Upaya Kolaborasi Global
TRAFFIC, bersama dengan Kebun Raya Kew dan Departemen Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan Inggris (Defra), sedang mengerjakan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk mengatasi perdagangan tanaman sukulen. Ini termasuk pengembangan alat inovatif untuk mendeteksi perdagangan ilegal dan kemitraan dengan platform online seperti eBay untuk menghapus daftar ilegal. Selain itu, TRAFFIC berkolaborasi dengan agensi pemerintah Afrika Selatan untuk menerapkan Strategi Tanggap Nasional dan Rencana Aksi. Rencana ini bertujuan untuk mengatasi tekanan dari pemanenan ilegal dan menyediakan solusi berkelanjutan untuk melestarikan flora sukulen Afrika Selatan.
Peran Konsumen
Meskipun upaya pemerintah dan organisasi penting, peran konsumen juga vital dalam memerangi perdagangan ilegal. Dengan membeli tanaman dari sumber yang bersertifikat dan berkelanjutan, konsumen dapat membantu mengurangi permintaan sukulen yang dipanen secara ilegal. Mendukung upaya konservasi melalui keputusan yang terinformasi adalah cara yang sederhana namun ampuh untuk memastikan bahwa tanaman ikonik ini dilindungi untuk generasi mendatang. Perdagangan ilegal sukulen merupakan ancaman besar bagi keanekaragaman hayati, ekosistem, dan masyarakat lokal. Saat permintaan global untuk tanaman unik ini terus meningkat, penting bagi otoritas dan konsumen untuk bertindak guna melindungi masa depan sukulen langka Afrika Selatan dan melindunginya dari kepunahan.